Senin, 28 November 2011


Takdir: Rezeki, Jodoh dan Kematian


Epilogue :
Sebelum membaca keseluruhan tulisan ini, saya ingatkan bahwa tulisan ini mungkin agak panjang, dan mungkin akan bikin mikir-mikir juga…mungkin loh…hehehe…soalnya, saya juga bikinnya mikir habis-habisan. Harap dipahami bahwa tulisan berikut ini bukan untuk menyesatkan orang lain…(serem amat, pake menyesatkan segala…)…tapi, tulisan ini hanya gambaran dari pemahaman saya terhadap Tema yang saya angkat. Pemahaman berdasarkan perenungan dan pemikiran yang selama ini saya lakukan, jadi selama hayat masih dikandung badan, tentunya akan selalu berubah jika memang ada koreksi atau informasi yang lebih kuat dan lebih benar. Selamat membaca…(mode PD : on)…:D

————————————————————————————–

Tentang Takdir

Konsep takdir, selalu menjadi perdebatan dan pertanyaan banyak orang. Belakangan ini, saya cukup banyak menemukan pertanyaan atau pun diskusi-diskusi tentang takdir. Bagi Umat Islam, Takdir merupakan bagian daripada Aqidah, karena merupakan bagian daripada Iman terhadap Qadla dan Qadar, dimana kata Takdir ini merupakan kata yang berasal dari Qadar. Karenanya, pemahaman tentang takdir ini sangat penting bagi seorang muslim. Sebab, pemahaman akan takdir ini akan menentukan arah dan sikap seorang muslim terhadap berbagai hal yang terjadi selama hidupnya. Karenanya, banyak juga ulama-ulama yang membahas konsep takdir ini dalam buku yang mereka buat.


Mengenai takdir ini, terdapat 3 golongan yang memahaminya secara berbeda. Golongan pertama, yang berpendapat bahwa manusia itu tidak bebas sama sekali, apa yang kita lakukan, sudah ditentukan oleh ALLAH. Golongan yang kedua, berpendapat bahwa kita sangat bebas, apa pun yang kita lakukan, tidak ada campur tangan Tuhan sama sekali. Dan golongan terakhir yang berpendapat bahwa apa pun yang kita lakukan semuanya ada dalam aturan-aturan Allah, ada campur tangan Allah, tapi kita pun memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu.


Saya sendiri, jauh sebelum mengenal konsep takdir, memiliki pemahaman tersendiri berdasarkan hasil berfikir dan merenung. Dalam buku Pengajaran Agama Islam karya HAMKA, disebutkan bahwa arti Qadla itu adalah aturan, sedangkan Qadar adalah ukuran. Jauh sebelum membaca buku tersebut, saya berfikir bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini, tunduk pada hukum sebab-akibat. Buat saya, pemahaman terhadap Qadla dan Qadar itu sederhana saja. Apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan jodoh pun tunduk pada hukum ini. Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa hukum sebab-akibat ini lah yang kemudian disebut dengan Sunatullah. Dalam ajaran Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah. Itulah Qadla. Sedangkan Qadar adalah ukuran dari aturan-aturan tersebut. Besar-kecil (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut akan menentukan hasil, karenanya hasil dari usaha inilah yang disebut dengan takdir.


Saya tidak pernah berfikir bahwa Allah mengatur kehidupan manusia ini seperti kita memainkan catur. Tidak seperti itu. Karenanya, saya tidak setuju dengan golongan yang pertama. Buat saya, campur tangan Allah itu ada pada aturan-aturan yang Dia buat. Dan kita, sebagai manusia, ada dalam aturan-aturan tersebut, sehingga kita pun tidak bebas sama sekali dari campur tangan Allah. Karenanya, saya pun tidak sepakat dengan golongan yang kedua. Lalu, aturan yang seperti apa kah yang sudah Allah tentukan ? Segala macam aturan. Tidak hanya tentang aturan bagaimana hidup yang benar, tapi juga aturan-aturan terhadap alam semesta. Umur, mati, sehat, sakit, tua, rusak, itulah aturan-aturan Allah.


Contoh sederhananya begini, kita tahu, semakin tua umur suatu tali, akan semakin lapuk dan kemampuan untuk mengangkat dan menahan bebannya pun akan semakin berkurang, inilah Qadla. Katakanlah, jika dulu tali tersebut sanggup menahan berat 200 Kg selama berjam-jam, maka sekarang tali tersebut hanya mampu menahan beban seberat 50 Kg, itupun kurang dari 2 jam, inilah Qadar. Masalahnya adalah, kita tidak pernah tahu berapa beban yang sanggup tali tersebut tahan dan berapa lama, yang kita tahu, bahwa tali tersebut sudah tua dan lapuk. Karenanya, jika ingin selamat dari kecelakaan, ketika mengangkat benda dengan tali, atau ketika kita bergelantungan dengan tali, adalah dengan menghindari penggunaan tali yang tua tersebut. Kita tidak bisa menantang aturan Allah dengan nekat menggunakan tali tersebut dengan beban melebihi kemampuan tali. Karenanya, ketika kita nekat menggunakan tali tersebut, kemudian kita celaka, tidak bisa kita mengatakan,”Ini adalah ujian dari Allah…”, tidak seperti itu. Karena, Allah sudah memberikan kepada manusia akal untuk digunakan memahami aturan-aturan Allah tersebut, jika kemudian kita menentang akal kita sendiri, dan kemudian terjadi kecelakaan, itu akibat kelakuan kita sendiri. Bukan karena Allah yang melakukan. Karenanya, kita harus intorspeksi, tidak bisa kita menyalahkan Allah. Takdir kita celaka, karena perbuatan kita sendiri. Allah sudah tentukan Qadar pada tiap aturan tersebut. Karenanya, kita harus menggunakan akal kita untuk memahami aturan tersebut dan memilih ketika melakukan sesuatu.


Kematian pun mengikuti aturan ini. Contoh pada kasus bunuh diri. Bisa jadi, orang yang melakukan bunuh diri belum saat nya mati. Bisa jadi, Allah sudah menentukan hari kematiannya di waktu yang lain. Tapi, akan menjadi berantakan segala aturan yang ada jika kemudian, misalnya, ada orang yang mencoba bunuh diri dengan minum baygon sampai ber-galon-galon, atau mencoba memegang setrum tegangan tinggi selama berjam-jam, masih hidup juga, alasannya, karena Allah belum menentukan hari kematiannya saat itu. Tidak seperti itu. Allah tidak akan sekonyol itu. Allah memang sudah menentukan saat kematian seseorang, tapi Allah pun tidak akan membiarkan aturan yang Dia buat menjadi berantakan. Karenanya, orang tersebut “harus” mati, agar aturan Allah tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun, sebetulnya, bukan saatnya dia mati. Karena itu lah, Allah melaknat orang-orang yang bunuh diri. Bayangkan, jika orang tersebut masih hidup, tentunya akan menyebabkan berbagai aturan kacau balau, ilmu pengetahuan menjadi berantakan, dan mungkin, akan ada ribuan orang yang mencoba minum baygon sebagai sarapan pagi….heu heu heu.


Kasus kecelakaan mobil atau motor karena ban pecah, tabrakan, rem blong, semuanya mengikuti aturan yang ada. Ban pecah, bisa terjadi karena tertusuk paku, atau tekanan udaranya kurang, atau umur bannya sudah tua, jadi bukan Allah yang memecahkannya, aturan Allah lah yang membuat hal itu terjadi. Kasus kecelakaan lainnya, seperti tabrakan kereta api, pesawat jatuh, kapal tenggelam, semuanya pasti ada sebab nya, dan biasanya karena adanya sunnatullah yang dilanggar. Tapi dari situ, kita seolah-olah ditegur oleh Allah agar melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan dan ukuran yang telah ditetapkan.


Khusus untuk urusan Rezeki dan Jodoh, saya agak kesulitan juga menjelaskannya, karena memang untuk kasus-kasus ini sering terjadi hal-hal yang agak “aneh”. Bukan tidak masuk akal, hanya saja pada beberapa kasus cenderung keluar dari aturan-aturan yang ada. Selain itu juga karena adanya persinggungan dengan “takdir” orang lain. Tapi, sebagian besar tetap terikat Sunnatullah yang sudah ada.


Dalam urusan Rezeki, Islam memerintahkan untuk bekerja keras. Ingin kaya, ya bekerja keras. Ingin urusan Rezeki lancar, carilah jalan masuknya rezeki yang baik. Karenanya, biasanya, urusan Rezeki ini berbanding lurus dengan besarnya Usaha, apa yang dikerjakan, dan pada siapa kita bekerja. Jadi, tidak bisa kita mengeluh, “Sudah kerja banting tulang, tapi masih kayak gini-gini aja (miskin)…”. Pertanyaannya adalah, apa yang dikerjakan ? Di mana bekerjanya? dan kerja pada siapa ? Kalau kerja keras siang malam, tapi hanya sebagai penarik becak, wajar saja kalau tidak kaya, karena memang pintu nya kecil. Kalau sebagai karyawan, wajar saja gajinya pas-pasan, karena besarnya gaji kita juga ditentukan oleh perusahaan. Tapi, kalau jadi seorang pembicara seminar, wajar saja bayarannya besar. Karenanya, urusan Rezeki sangat berhubungan dengan orang lain juga. Tapi, dunia ini membuktikan bahwa orang-orang yang sukses secara finansial adalah orang-orang yang tahu bagaimana dia harus bekerja, tahu apa yang harus dikerjakan, dan tahu pada siapa dia harus bekerja. Tidak asal, “pokoknya gua kerja”. Dan untuk mencapai ke level itu, yang paling dominan adalah kerja keras dan pengetahuan tentang strategi mencari rezeki. Karenanya, agar rezeki menjadi lancar, kita pun harus mengkondisikan diri kita pada situasi yang memang memungkinkan kelancaran rezeki tersebut. Tidak bisa hanya tidur dan diam, lalu berkata, “kalau udah rezeki mah pasti datang sendiri…”. Karena itu, keadaan finansial kita sekarang merupakan hasil dari kerja kita diwaktu yang lalu. Kalau misalkan kita kerja selama ini tidak kaya-kaya juga, carilah tempat yang lain, atau pekerjaan yang lain. Tidak mungkin hanya diam saja di tempat tersebut. Kalau misalkan sampai saatnya mati belum kaya juga, setidaknya kita sudah berusaha untuk mencari kualitas hidup yang lebih baik.


Meksipun ada juga kasus-kasus datangnya Rezeki dari arah yang “tidak bisa diduga”, tapi biasanya, hal tersebut juga terjadi dari usaha yang kita lakukan sebelumnya. Misalnya, kita sering menolong orang lain, atau berbuat baik kepada orang lain. Sebagai rasa terima kasih, maka orang yang ditolong tersebut memberikan uang atau rezeki lainnya kepada kita. Itu pun, pada dasarnya, akibat usaha kita juga. Jarang sekali ada orang yang kaya akibat nemu duit 1 milyar di jalan. Kalau warisan, itu lain lagi, biasanya warisan tersebut merupakan hasil dari kerja keras orang yang mewariskannya. Penerima waris hanya menerima hasilnya saja.


Nah, untuk urusan jodoh, memang “sepenuhnya” karena keputusan Allah. Biasanya, untuk kasus jodoh ini, campur tangan Allah dirasakan sangat besar. Karena, kadang, sebesar apa pun usaha yang kita lakukan, kalau memang orang yang kita incar tidak suka, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, urusan hati ini, hanya Allah saja yang bisa membolak-balikkannya, tentu saja dengan caraNya yang terkadang tidak bisa kita mengerti. Tapi, tetap saja, orang-orang yang berikhtiar lebih keras, cenderung lebih cepat mendapatkan jodohnya daripada orang-orang yang menunggu datangnya jodoh. Karenanya, kita pun harus introspeksi diri, seberapa besar usaha kita untuk mendapatkan jodoh tersebut…


Lalu, apa fungsinya Do’a ? Nah, Do’a adalah harapan terhadap kondisi ideal yang kita inginkan dan kita minta kepada Allah. Salah satu alasan mengapa Do’a tidak langsung dikabulkan adalah karena Allah lebih mengetahui kondisi kita yang sebenarnya daripada kita sendiri. Karenanya, agar Do’a kita terkabul, sering kali Allah menyiapkan kondisi kita terlebih dahulu. Caranya, mungkin melalui kemantapan hati ketika mengambil suatu keputusan, atau rasa gelisah ketika akan melakukan sesuatu yang salah, yang jelas, bentuk pengabulan do’a ini sangat jarang sekali yang langsung. Misalkan, kita ingin menjadi orang yang sholeh, kemudian kita berusaha untuk mencari lingkungan yang baik agar kita bisa menjadi sholeh. Nah, dalam pencarian itulah, biasanya Allah menolong kita, misalnya dengan memberikan rasa tenang ketika kita bertemu orang-orang yang sholeh, atau ketika berada di lingkungan tersebut, sehingga kita merasa betah berada disana, dan pada akhirnya, karena sering bergaul, pelan-pelan kita pun menjadi orang yang sholeh. Tidak ujug-ujug jadi sholeh, bisa hancur dunia persilatan. Allah hanya memberikan tuntunan, melalui sinyal-sinyal yang dia berikan, keputusan tetap ada pada kita. Jadi, Allah tidak memperlakukan kita seperti bidak catur…”Kamu, ke sini aja ya…? biar ntar ke neraka….” , “Nah, kamu kesana aja…supaya masuk surga..”…Saya kira tidak begitu. Hal tersebut tentu saja tidak adil, percuma saja kita hidup kalau misalkan Allah sudah menentukan “Kamu masuk Surga…”, “Kamu masuk Neraka…”. Dan untuk apa ada penghisaban di akhirat kalau jelas-jelas kita masuk neraka atau surga.


Dalam buku HAMKA tersebut, dijelaskan bahwa salah satu kemunduran umat Islam, dan menurut saya bangsa Indonesia juga, adalah menghindari Takdir, bukan menghadapinya. Kalau ingin kaya, aturannya bekerja keras, bukan diam atau malas-malasan, sementara kita lebih banyak bermalas-malasan, wajar kalau tidak kaya. Orang yang menghadapi takdir adalah mereka yang bekerja keras, sedangkan yang menghindari adalah mereka yang bermalas-malasan. Jadi,memang benar kalau segala yang baik itu datangnya dari Allah, karena Dia sudah menentukan segala sesuatunya dengan baik, kalau kita mengikuti dan memahami aturan-aturan yang ada, kita akan menemukan takdir yang baik. Sementara segala macam bencana, kecelakaan pada dasarnya memang hasil perbuatan dan kelalaian manusia juga. Contoh, banjir bandang, logikanya, banjir tersebut tidak perlu terjadi,jika hutan-hutan yang ada mampu menahan dan menyerap air tersebut. Tapi, karena hutan tersebut gundul, mengalirlah air tersebut tanpa hambatan, terjadilah banjir bandang. Siapakah yang menggundulinya ? Manusia juga. Jadi, bentuk “teguran” yang terjadi, biasanya sesuai atau akibat dari apa yang dilakukan oleh manusia.


Fenomena-fenomena alam yang terjadi juga, pada dasarnya adalah sunnatullah agar alam semesta ini tetap stabil. Gempa Bumi, letusan gunung merapi, dan lain-lain. Hanya saja, mungkin, pada saat itu Allah benar-benar “turun tangan” agar manusia tidak sombong dan lalai. Contoh pada kasus Tsunami di Aceh, mungkin yang terjadi pada saat itu bukan hanya semata-mata fenomena alam biasa, tapi mungkin memang Allah memberikan teguran secara langsung. Meskipun, secara ilmiah, masih bisa dijelaskan.


Intinya, campur tangan Allah di dunia ini, “diwakili” oleh ketentuan yang sudah Dia gariskan. Tidak turun tangan langsung seperti mengatur bidak-bidak catur. Dalam kehidupan kita, kita tidak bisa lepas dari aturan-aturan (ketentuan) tersebut. Bagaimanapun jalan kita, kita terikat oleh ketentuan tersebut. Namun, kita pun dibekali akal untuk memahami aturan-aturan tersebut, sehingga ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita tidak bertindak bodoh dan celaka karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Namun, terkadang, dalam beberapa hal, Allah benar-benar mengambil alih dan “menyentil” kehidupan kita dengan caranya yang tidak bisa kita pahami.

Jadi, selamat menentukan arah takdir …


Wallahualam,

Selasa, 15 November 2011

indahnya sebuah do'a :)

Ya Allah, Aku berdoa untuk seorang yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang yang hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untukMU.

Seorang yang mempunyai kelembutan hati yang penuh cinta & haus akan rahmatmu
Seorang yang memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu. Yang selalu menentramkan hatiku
Seorang yang mengetahui untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia- sia.
Seorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.

Seorang yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati diriku.
Seorang yang tidak hanya menyukaiku tetapi Ia juga menasehatiku ketika aku khilaf & salah
Seorang yang mencintaiku bukan karena Bentuk fisikku tetapi karena hatiku.
Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi-situasi dalam hidupku
Seorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta: Buatlah aku menjadi seorang yang dapat membuat kekasihku itu bangga.

Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kelembutanku datang dariMU bukan dari luar diriku.

Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.

Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata- kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan

“Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan.

ukhty



Duhai ukhti Sholehah

Berbahagialah engkau..
Karena engkau begitu berharga dan dicintai..

Kau tak perlu berlomba
Berhias diri dan menebar pesona
Kepada lelaki buaya

Cantikmu adalah taQwa..
Bukan bergaya menggoda..

Indahmu adalah akhlaq Mulia..
Bukan berbusana terbuka...

Kau tak perlu risau
Ketika usia tak lagi muda
Karena Cantikmu tak akan pudar..
Tak seperti Make-up tebal !!

open your eye


~* Luruh Dalam Tatapan *~



Setiap pertemuan telah dirancang Allah dengan indah

Pertemuan yang kan mengikat hati anak manusia

Pertemuan yang mampu mengetarkan sanubari terdalam..

Pertemuan...

Siang tadi di tengah padatnya lalu lintas..

Saat menunggu lampu hijau kembali hadir

Tiba-tiba...

Tatapan itu...

Tatatapan yang menyentuh

Dari sepasang mata yang teduh..

Tak kuasa rasanya hati tuk menghindarinya..

Seakan mata itu bagai magnet sehingga tak bisa lepas

Ya lepas dari pandangan

Dari sepasang mata yang teduh

Dari tatapan itu tergambar betapa masih lugu hati pemiliknya

Tatapan yang haus akan kasih sayang..

Tatapan penuh harapan..

Harapan tuk esok hari yang lebih baik..

"terima kasih kak" hanya itu yang terucap dari bibir mungilnya..

Dengan mata berbinar ia terima rupiah demi rupiah dari para penumpang..

Dik, sungguh berat hidup yang harus engkau jalani...

Semoga Allah kan selalu menjagamu

Saat tatapan itu bergerak menjauh...

Hanya mampu terucap.."dik, tetap semangat ya..."

Bismillah


Duhai ukhty,
Berjalanlah dengan penuh harapan
Walau hidup tak selalu bahagia
Tebarkan satu Senyuman
Walau hatimu tak mampu bertahan...


Walau diri terluka...
Berhenti memberi alasan...
Walau ingin menyatakan Kebenaran..
Hiduplah dalam Iman,


Walau hari dipenuhi dugaan
dan berpeganglah kepada Allah,
Walau Dia tidak Kelihatan


Bukti lahirnya...
Kita wujud di Dunia,
Yang hanya pinjaman ini
Ada sebab apabila berlaku sesuatu perkara dan
Yakinlah Allah menguji setiap hambaNya


Yang mengaku Beriman kepadaNya
Jangan terlalu banyak berhayal,
Untuk menjadi yang terbaik karena..
Hidup tidak semudah itu..
Moga lelahmu dihargai Illahi,
Walau dicemooh Insani..

tulang rusuk siapakah ini???


Tulang Rusuk Siapakah Ini


Saat di dalam hati ini mulai terbersit tanya
“tulang rusuk siapakah diri ini?!”

Tapi tertahan erat hanya di hati kecil nan dalam

Hingga perih mulai kurasa

Namun segerah kubalut dengan jawabku sendiri

“hanya Allah-lah yang tahu”

Saat tanya selanjutnya pun mulai terurai di otak

“kenapa dia sang pangeranku tak mencari rusuk bengkoknya yang hilang??

Begitu sulitkah baginya temukanku??

Kurang ikhtiarkah dia.., kurang berdo’akah..??

Mungkinkah dia tak sadar telah kehilangan rusuknya??

Atau mungkinkah dia benar-benar tak butuhkan rusuk bengkok ini??

Atauuuu.., cukup-cukup…

Akupun segerah menyimpul tanya-tanya putus asa itu dengan jawab,,

“tak usah bersuudzon..

Semua tersebab Allah belum izinkan terjadi”

Dan teringatlah betapa Allah..

telah gariskan sang pangeran teruntukku

Pangeranku sibuk berbenah diri sepertiku

pangerankupun tengah menantiku

pun mulai mempersiapkan segalanya

untuk menyambut kehadiranku di sisinya”

Akupun tersadar.., kupahami

bahwa Allah juga tlah sediakan waktu

tuk pemutaran episode yang ternantikan olehku dan pangeranku

Teryakinkan diri,,

betapa semua akan terasa indah pada waktunya

Jika Allah izinkan,,

kelak semua terjadi dengan hikmat

penuh ridlo.., rahmat.., barokahNya

akhwat jatuh cinta



tapi tahukah kalian, ketika cinta lelaki lain datang menyapanya, tak ada senyum bahagia, tak ada rasa suka didadanya, tetapi..

ketika akhwat jatuh cinta
yg mereka rasakan adalah penyeslan atas tersingkapnya sebuah hijab
ketika lelaki tak halal baginya bergelayut dalam pikirannya

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai…
Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…

Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…

^__^

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...

Alangka kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti…
Bersabarlah…
Jadikan ini ujian dari Rabbmu…


Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...

Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Ukhti…
Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…

Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…

maafkan saya

Maafkan aku, jika kata-kata sayang tak pernah terucap…

Maafkan aku, jika rangkaian kalimat lembut urung kusebut…

Maafkan aku, jika sikapku tak seindah yang kau harap…

Maafkan aku, jika predikatku bukan pria harapan agama,
Bukan pria shalih yang gagah perkasa,
Bukan ikhwan yang senyumnya menenteramkanmu,
Bukan laki-laki yang pandai meyenangkanmu,
Bukan laki-laki yang bisa membuat hari-harimu indah,

Sebelum masa itu tiba, terlebih dulu aku minta maaf…
Agar kau tahu, bahwa aku memang tak sempurna

to : Bidadari yang masih dalam genggaman Allah
Bismillahirrahmanirrahim……


Sahabat………Rasa cinta adalah satu diantara ghorizah na’u manusia yang dimana butuh untuk dipenuhi.

Rasa cinta muncul mana kala menemukan sebuah sosok yang sangat cocok, dengan keinginan kita. yang bisa memberikan empati dan selalu peduli. yang bisa mengerti akan keadaan kita dan bisa menjadikan kita merasa tumbuh menjadi lebih baik atau bangkit dari sebuah keterpurukan. biasanya sosok-sosok beginilah yang bisa meluluhkan hati manusia.

Dari sifat empati dan peduli serta bisa mengerti dan bisa ‘ngemong’ inilah bila terus disiram akan memunculkan sesuatu rasa yang tidak bisa didefinisikan namun bisa dirasakan. kehadirannya sangat lembut dan akhirnya menyusup dalam kalbu dan tahu-tahu sudah bertengger didalam sana.

ketika rasa itu tumbuh, biasanya akan membuat hati itu bahagia, riang dan penuh semangat serta tentram. dan akan semakin tumbuh subur jika rasa itu saling gayung bersambut. walau tak terkatakan namun ia bisa berbicara melalui sikap, tutur kata dan bahasa. bahasanya rasa itu penuh dengan ketentraman dan kesejukan dalam jiwa.

sahabat….itulah rasa CINTA yang telah TUMBUH DALAM TELISIK JIWA. dia bisa memenuhi relung hati kaum pria maupun kaum wanita. dan biasanya akan bertaut kuat ketika ia berlawan jenis yang menjalaninya. seperti sebuah muatan elektron dan neutron yang saling tarik menarik kemudian memunculkan sebuah energi. inilah pemisalan rasa cinta itu apabila ia berhadapan dengan lawan jenisnya.

Bolehkan mencintai…?

Tak ada larangan dalam Islam mencintai siapapun orangnya..bahkan dalam ukhuwah Islamiyah diajarkan untuk saling mencintai karena Allah tanpa melihat latar belakang materi antara kedua orang yang mencintai. ikatan itu terhubung karena satu aqidah di atas manhaj Allah.

Tak ada yang salah dengan cinta. itu yang perlu difahami.

Namun Kenapa mencintai sering menimbulkan polemik ?

Islam mempunyai sebuah syari’at dimana pergaulan laki-laki dan perempuan itu telah diatur dengan jelas. ada batasan-batasan dan rambu-rambu yang harus diperhatikan seperti

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min : “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuhnya mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” [QS. Al Ahzab : 33]

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman dan : “Hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka perbuat” [QS.An Nur : 30]

“Katakanlah kepda wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada :1. suami mereka,2. atau ayah mereka3. atau ayah suami mereka4. atau putera-putera mereka,5. atau putera-putera suami mereka6. saudara laki-laki mereka7. putera-putera saudara laki2 mereka8. putera-putera saudari2 mereka9. atau wanita Islam10. atau budak-budak yang mereka miliki11. atau pelayan-pelayan laki-laki mereka yg tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)12. atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasannya yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” [QS. An Nur : 31]

itulah syari’at Allah tentang bagaimana pergaulan laki-laki dan wanita yang di atur oleh syara’. dan itulah yang harus dipetuhi setiap manusia yang mengaku muslim dan beriman.

nah dari sini mari kita runut kenapa rasa tadi menjadi sebuah polemik. betul bahwa rasa CINTA itu boleh untuk siapa saja. yang menjadi masalah adalah pengungkapannya yang membutuhkan sebuah aktivitas dimana ia akan bersentuhan dengan hukum pergaulan laki-laki dan perempuan. disinilah simpulnya itu kenapa rasa itu sering berpolemik.

peluapan rasa cinta itu terhalang oleh adab dan syari’at di atas. dimana ketika melakukan aktivitas luapan cinta itu tak ada batasan untuk mereka yg mahram. dan ketika lain jenis telah memiliki rasa itu maka jalan satu-satunya untuk membolehkan luapannya secara aktivitas adalah dengan sebuah akad nikah. dan luapan cinta itu menjadi sebuah ibadah. nilainya lebih disisi Allah karena ia telah menjadi wujud dari penerapan kewajiban menunaikan 1/2 dari dien Islam.

Lalu bagaimana jika tak bisa berlabuh dalam akad pernikahan ?inilah yang kadang menjadi kisah manusia yang penuh kepiluan namun sangat indah bila dibayangkan dan dirasakan. ehem….kenapa demikian ?


ketika dua sosok insan saling mencintai pasti akan muncul rentetan aktivitas berupa menyayangi dan mengasihi. dan ketika itu terhalang oleh syari’at dan adat maka itu sangat menyedihkan karena harus memendamnya dalam-dalam di dalam jiwa.hanya bisa menarik nafas panjabg ketika mengingat yang dicintainya kemudian melepasnya dengan ucapan istighfar.

sungguh menyayat hati jika tak bisa direalisasikannya. kenapa bisa demikian ?1. karena terhalang oleh syara’ di atas.2. karena pernikahan itu adalah ketentuan dan ketetapan Allah yang berhubungan dengan jodoh manusia.

kalau yg pertama itu masih bisa diselesaikan dengan menikah. namun bagaimana kalau tidak jodoh ? ini yg menjadi problem berikutnya.

sahabat….kutahu itu sangat pahit dan pilu. namun keimanan yang bisa mengobati itu. kepercayaan kita pada qadlo dan qodar Allah itu yang harus diperkuat. bahwa apa yang Allah tetapkan untuk kita itu adalah yang terbaik dalam hidup kita.

ingatlah ayat Al Qur’an “Diwajibkan atas kamu berperang,padahal itu tidak menyenangkan bagimu. tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal tidak bagimu. Allah mengetahui,sedangkan kamutidak mengetahui” (QS. Al Baqoroh : 216)

dari ayat itu kita tahu bahwa hanya Allah yang tahu tentang semua kebaikan dalam hidup kita. karena semua urusan manusia Allah yang menciptakannya untuk itu Allahlah yang mengetahui jalan keluarnya.

sahabat…..jika engkau mencintainya maka serahkan cinta itu kepada Allah SWT. kembalikan kepadaNya. biarlah Allah yang mengaturnya. jika ia baik bagimu bagaimana keadaannya nanti pasti akan dipertemukan dan disatukan dalam naungan akad yang penuh sakinah, mawadah warahmah.


sahabat…..bacalah ini…..

Ketika mimpimu yang begitu indah,tak pernah terwujud..ya sudahlah, Saat kau berlari mengejar anganmu,dan tak pernah sampai..ya sudahlah (hhmm)

Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu, Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY

yo..Satu dari sekian kemungkinan kau jatuh tanpa ada harapan saat itu raga kupersembahkan bersama jiwa, cita,cinta dan harapan

Kita sambung satu persatu sebab akibat tapi tenanglah mata hati kita kan lihat menuntun ke arah mata angin bahagia kau dan aku tahu,jalan selalu ada

juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang bagai deras ombak yang menabrak karang namun ku tahu..ku tahu kau mampu tuk tetap tenang hadapi ini bersamaku hingga ajal datang

Saat kau berharap keramahan cinta,tak pernah kau dapat..ya sudahlah

yeeah..dengar ku bernyanyi..lalalalalala heyyeye yaya dedudedadedudedudidam..semua ini belum berahir

satukan langkah..langkah yang beriring!genggam hati, rangkul emosi!

Genggamlah hatiku, satukan langkah kita Sama rasa, tanpa pamrih ini cinta..across da sea

Ini aku dari ujung rambut menyusur jemari sosok ini yang menerima kelemahan hati yea..aku cinta kau..(ini cinta kita) cukup satu waktu yes.(untuk satu cinta)

satu cinta ini akan tuntun jalanku rapatkan jiwamu yo tenang disisiku rebahkan rasamu..untuk yang ditunggu Bahagia..Hingga ujung waktu.

Ya sudahlah…..


hmmmm…Yup Ya sudahlah….lapangkan hati. simpan rasa itu hingga Allah mengizinkannya. jika tak bisa di dunia Allah akan mengumpulkannya di syurga.

do’akanlah ia wahai sahabat…..katakan kepada Allah….Ya Allah aku sangat mencintanya…..Tabahkan hatiku menjalani ujianmu ketika engkau menghadirkan ia pada waktu yang tak tepat untukku. ikhlaskan cintaku padanya hanya karenaMu…jauhkan aku dari kemaksiyatan hati…jauhkan aku dari pikiran semu yang merusak hati dan keimananku…begitu juga semua ini berikanlah untuknya yang kucintai…kuberserah diri atas segala urusan ini padaMu Ya Allah…semoga aku bukan orang yang kufur dalam hal ini….Aamiin…

sahabat kemudian do’akanlah ia dengan ketulusan hatimu….semoga ia selalu bahagia, semoga Allah selalu mengabulkan semua do’a dan cita-cita serta keinginannya, semoga Allah melapangkan hati, pikiran rezeqinya. moga dia dilindungi dari marabahaya yang direncanakan maupun tidak dari jin maupun manusia. moga dia selalu istiqamah di jalanNya. semoga Allah memberikan calon pendamping yang sholih/sholihah baginya, amanah dan fatonah sehingga menjadikan dia manusia harapan Allah. semoga kelak dikaruniai keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. semoga dia dikaruniai anak-anak yang sholih dan sholihah dan kelak dia menjemput ajal dalam keadaan istiqamah dan khusnul khotimah…aminn…

sahabat…itulah do’a-do’a cinta untuknya. itulah bukti cinta sejatimu untuknya. tebarlah cintamu untuknya dan jangan mengharapkan pamrih berupa kebersamaan fisik dengannya.

INGATLAH orang yang mencintai karena Allah itu, jika ia tak bisa bersama dan akhirnya harus melihat ia bersama yang lain, kemudian engkau masih bisa tersenyum padanya dan mengucapkan selamat barakallah kepadanya maka pada dasarnnya engkau telah menang dengan rasa cintamu. engkau telah mencintainya dengan sepenuh rasa, ikhlas karena Allah dan itulah cinta sebenar-benarnya cinta. karena SEBENAR-BENAR CINTA ADALAH MANAKALA KITA BAHAGIA MELIHAT DIA BAHAGIA WALAU KITA TAK BISA MEMILIKI FISIKNYA DISISI KITA. NAMUN CUKUPLAH CINTANYA TELAH KITA MILIKI DAN KITA BERDO’A SAJA SEMOGA CINTANYA TAK LUNTUR UNTUK KITA.MASIH MAU MENYAMBUNG TALI SILATURAHIM DAN MASIH MAU MENDO’AKAN KITA.

sahabat…yakinlah atas keputusan Allah dan yakinlah BAHWA BILA MENCINTAI TAK AKAN MENGHIANATINYA DAN BILA JODOH TAK AKAN KEMANA. BAGAIMANAPUN KEADAANNYA KELAK ATAU STATUS APA YANG TELAH IA SANDANG JIKA MASIH DIBERI KEJODOHAN MAKA AKAN DIBERSATUKAN DENGANMU.

semoga ini menjadi penguat dalam jiwa orang-orang yang sedang mencintai namun tak mungkin bisa bersatu…(walau mungkin masih ada harapan).

bukankah tinta telah kering dan lembaran-lembaran telah ditutup. untuk apa masih menyalahkan waktu yang telah lewat, karena telah tertulis demikian untuk manusia. bodoh itu bukan karena ia tak cerdas namun karena ia tak jeli dalam melihat peluang. ia suka menunda-nunda sehingga ia menyesal ketika telah hilang darinya. tanda dan kabar itu telah dilihatnya namun ia tetap bersikukuh biarlah waktu yang bicara. padahal usaha yang cerdas adalah sebuah ikhtiar maksimal sehingga hasilnya pun bisa optimal.

Sahabat….kucukupkan apa yang bisa kusampaikan dengan dengan sebuah penutup dariku…bacalah syair2 pagiku ini…semoga bisa menjadi pelipur hati yg lara dalam menjalani akhir pekan ini…

angin semilir lembutudara pagi sejuk menyapa rongga dadamentari menyembul dari balik sanamenyibak segelintir kabut

burung berkicau di pucuk pohonmembahana menghias dniabernyanyi penuh merdunyamenghapus murung di lubuk kosong

awanpun berjalan dengan pelannyameninggalkan titik suara jiwapenuh makna bak sekuntum bungaagar terangkai sebuah ceritalingkaran detak suara-suara jiwa

wahai yang disanatersenyumlah menyambut bahagiayang terkabar melalui relung jiwajiwa yang penuh dengan cahayacahaya Allah yang mulia untuk umatNya

CINTA KARENA ALLAH DAN CINTA ALLAHLAH YANG AKAN ABADI HINGGA DIBAWA MATI….

Barakallah…semoga engkau slalu bahagia…berkah setiap harimu dan tetap istiqamahlah dalam jalan dakwah dan dalam pemahaman yang bersih dalam hati dan pikiran yg telah tertanam lama.

sederhana

SEDERHANA, itulah diriku yang sebenarnya.

Hidup itu sederhana, seseorang tiba tiba saja datang dikehidupan kita menyatu dalam jiwa, mengubah arah penglihatan kita, bercerita, berencana hingga kemudian waktu semakin tidak kita mengerti lalu perpisahan mengakhirinya...dan dia pergi, lalu sosok lain datang menggantikannya.

Sederhana.
Seperti itulah kehidupan,

Keseluruhannya adalah pelajaran, kesemuanya fatamorgana, penuh dinamika dan berubah ubah mengikuti desiran waktu yang beriak.

Kadang kita merasa disakiti, kadang kita menyakiti.

Ada saatnya maaf seperti sepotong kata tidak berguna, terdiam tenggelam bersama kerabat kebencian dan penyesalan. Seakan tidak sadar bahwa rangkaian peristiwa itu tidak begitu saja terjadi.

Semua manusia yang datang dikehidupan kita beserta peristiwa peristiwa itu tentunya telah ada dalam perencanaan Nya.
Jadi berbahagialah..

Terkadang berat untuk memaafkan,
Atau lidah tiba tiba kelu saat hati menyapa nuansa fikir untuk mengirim pesan maaf, tapi nafsu masih membelunggu hingga jiwa terjebak dalam rindu dendam yang menyengsarakan..

Maafkanlah, berbahagialah..
Bukankah kita telah pahami bahwa Islam mengajarkan maaf yang sempurna?
Iyah, mudah dan indah dipahami tapi sulit ketika situasi itu menindih dada kita. saat rusuk rusuk seperti semakin berdekatan menghimpit hati yang tak berdaya.

Apa yang harus kita lakukan?
Kepada siapa meminta fatwa ketika hati sudah tercemari?

Sahabatku yang indah,
Hidup ini sederhana, sederhanakanlah!
Hidup ini sederhana, perhatikanlah, kita telah dibekali hati nurani dan lensa mata yang sempurna.
Dua mata terindah yang dibekali teknologi supermutakhir yang tidak akan pernah tertandingi.
Dua mata indah yang diletakan didepan,
Iyah didepan, agar kita melihat kedepan..bukan kebelakang

Jadilah orang pertama yang peduli sama hatimu, jangan tunggu seseorang membasuh luka dihatimu, karena menunggu bukan kerjaan mudah. kecil kemungkinan mereka tau hatimu karena mereka juga punya kisah..

Jangan menunggu seseorang yang tidak kamu undang,
Jangan terus menerus menyalahkan diri sendiri
Jangan terus menerus menyalahkan orang lain,
Sayangi dirimu

Alihkan perhatianmu,
bukankah mata itu untuk melihat dan hati untuk menerjemahkannya?
Alihkan perhatianmu.

Allah telah meletakan k e d u a m a t a kita didepan agar kita melihat kedepan. bukan kebelakang, kita semua memang terlahir dari masa lalu, tapi kita tidak hidup disana lagi.

Berilah kesempatan kepada hatimu untuk tersenyum,
dan tersenyumlah..

Berhentilah menduga duga.
Sosok demi sosok yang menghampiri kita telah dikirim oleh Allah untuk menghiasi, meneguhkan dan mematangkan pribadi kita.

Keseluruhan hidup ini adalah perjalanan menuju jembatan kematian yang akan menghubungkan kita kepada hari yang abadi. Itu sangat pasti.
Jangan terjebak disatu situasi.
Senantiasa ingat peluru kematian yang setiap saat mengintaimu dari jarak yang telah ditentukan.

Sederhanakanlah obsesi itu..
Air akan tetap mengalir menuju lautan, biarkanlah mengalir..
Tapi jangan terhanyut, kayuhlah kuat kuat.. agar kamu tidak terhanyut kepada lautan yang tidak kamu kenali..

Lautan itu tujuan..
Selurh air di muka bumi yang indah ini menuju kesana...
Seperti semua manusia yang akan menuju akhirat,...

Oh akhirat..
Ini bukan syair ...

Ini adalah tentang jalan...
Islam itu sebuah jalanan..
Islam is A way to paradise of Allah..

Kebahagiaan itu sederhana,
Kualitas keindahannya sebanding dengan kualitas kezuhudanmu terhadap dunia ini.

Kebahagiaan adalah buah dari bunga yang bermekaran di pohon Iman.
Carilah alasan untuk bersyukur; dan kebahagiaan bersemayam disana berpacu bersama degup degup syukur; karena kebahagiaan itu sederhana".

Itulah kebahagiaan yang sesunguhnya, kebahagiaan tidak terletak di puncak himalaya, atau berlabuh di musim dingin eropa.

Kebahagiaan adalah biasan cahaya ikhlas.
Ikhlas adalah buah dari kelopak bunga yang bermekaran dari pohon Iman dihati kita.
Maaf jika engkau bosan mendengar kata kata Iman.

Ku ulangi sekali lagi, bahwasannya Iman laksana sebuah Pohon dihati kita, naungannya memberi kesejukan. Dari pohonnya tunas tunas harapan akan terus dan terus terlahir, jika kita rajin menyraminya dengan syukur, dia akan berbunga. Bunga itu disebut kebahagiaan yang bermekaran disetiap kelopaknya, dan dari bunga itu akan melahirkan buah langka yg bernama IKHLAS

Maaf jika kata kataku membuatmu tertegun dalam pengejaranmu atas kebahagiaan yang kalian definisikan.
Jangan berhenti, silahkan lari sekuat tenagamu dan buktikan, lalu katakan padaku jika kebahagiann itu ada disana..

Katakanlah dan bernyanyilah bersama keserakahanmu..

Kukatakan sekali lagi...
Bahasa kebahagiaan itu bersemayam ketika bibirmu mulai bergetar berkata "Alhamdulillah...thankYou Allah.. Ini nikmat Mu.." lalu rasakanlah degup degup syukur didadamu.

Itulah kebahagiaan, sedikit percikan ketenangan syurga yang Allah tebarkan di dunia ini.

Carilah alasan untuk bersyukur disetiap jalanan yang kamu lalui, agar bahagiamu lebih lama, agar kebahagiaan itu bertaburan mengiringi langkahmu menuju kebahagiaan yang engkau definisikan.

Iya.
Berhentilah sejenak,
Lihat kembali jalanan yang telah engkau lewati, jika engkau saat ini sedang berlari mengerjar dunia; maka sadarilah bahwasannya engkau saat ini sedang berlari kearah yang berlawanan dengan kebahagiaan yang sesungguhnya. Karena dunia ini akan kau campakan..

Ingatlah tentang peluru kematian yang sedang mengintaimu setiap saat..
Tapi jangan terlalu khawatir, genderang kematian tidak akan bisa kamu hentikan..
Itu adalah perencanaan Nya yang sempurna.
Kamu dan aku hanyalah hamba..
Tugas kita hanya mempersiapkannya..

Dan berbahagia didalamnya..
Berbahagialah, sederhanalah.
Karena Rasulmu yang mulia, telah mengajarkannya..



istriku bukan bidadari,tapi aku bukan malaikat

Bismillahirrohmanirrohiim.,.

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Anda telah berkeluarga?

Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga?

Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

Mungkin saja Anda menjawab, “Tidak.”

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda, “Ya,” bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.

Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.

Bukankah demikian, Saudaraku?

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

Bukankah demikian, Saudaraku?

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan.”

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-’Ash radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.’” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)



Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.


عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.


لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

Demikianlah seterusnya.


Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,



قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ

“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)


Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,


الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)


Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.


إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Anda berhasil menemukannya?

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,


وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.

Shahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,


وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dalam rumah tangga beliau.

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,


كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab

mengharap ridho illahi,,,,

Pantaskah aku ini
Jadi penghuni surga
Sedangkanku banyak dosa


Salam ya salam Assalamualaikum
Wahai kawanku
Perkenankan kuceritakan resah gelisahku tentang
betapa dekatnya jarak hidup dan mati di dunia ini
Tentang kematian yang setiap saat bisa saja
mendatangiku tanpa permisi


Astagfirullah
Begitu banyak waktu yang kulewati dengan sia-sia
Hingga tak ada sedikitpun ruang di hati kecuali
hanya terisi dengan dosa
Dosa kecil dosa besar semua bertumpuk seperti
sampah yang setiap saat bisa menguburku dalam
liang lahat hingga membusuk


Hingga suatu ketika kujatuh sakit
Udara dingin terasa menggigit
Dan kumerasa inilah akhir perjalanan hidupku
yang begitu singkat dan hanya terisi dosa
Takut mati
Aku amat sangat takut mati
Kumerasa neraka makin dekat dengan jiwaku
Yang tak bisa melakukan apa-apa lagi


Alhamdulillah
Segala puji bagi-Mu ya Allah yang masih
memberi hamba-Mu waktu
Tuk kembali kepada-Mu sungguh aku ingin melunasi
semua dosa-dosaku yang tak mampu kuhitung satu demi satu
Walau aku tahu takkan cukup waktu menghitung
dosa-dosa yang melebihi ciptaan
bintang-bintang